Hal itu telah diujicobakan pada tikus yang memiliki tekanan darah tinggi terus-menerus.
Temuan itu, yang disiarkan Jumat (2/5), dalam terbitan terbaru jurnal Hypertension, dapat mengarah ke klas baru obat anti-tekanan darah tinggi yang dirancang guna menangani dua masalah utama yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular: tekanan darah tinggi dan kerusakan jaringan yang berkaitan dengannya, yang dikenal sebagai fibrosis.
"Ketika orang yang menghadapi serangan jantung (atau menderita tekanan darah tinggi), pembuluh darah menjadi lebih keras," kata penulis studi tersebut, David Ostrov, dari University of Florida.
"Kami mendapai susunan yang mengubah fibrosis yang membuat pembuluh darah jadi lebih keras."
Angiotensin-converting enzyme (ACE) memainkan peran sangat penting dalam perkembangan tekanan darah tinggi. Enzim itu menghasilkan angiotensin II, hormon yang mengerutkan pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah naik.
Pasien tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular biasanya menggunakan penghalang ACE. Tetapi obat itu memiliki kemampuan terbatas untuk memperbaiki fungsi jantung dan mengubah kerusakan jaringan.
Sebaliknya, enzim lain --ACE2, bukan hanya menurunkan tingkat angiotensin II tapi juga mengubahnya jadi satu hormon yang membantu melindungi sistem jantung dan urat-urat darah.
Untuk itu, para peneliti menggunakan super-komputer untuk memproses 140.000 susunan yang berprospek menjadi obat. Mereka akhirnya berhasil mengidentifikasi susunan yang ideal yang meningkatkan kegiatan enzim ACE2.
Mereka telah mengujicoba bahan itu pada tikus penderita tekanan darah tinggi yang telah mengembangkan fibrosis jatung dan ginjal. Hewan itu menerima obat tersebut selama dua pekan.
Contoh jaringan dari hewan yang dirawat menunjukkan penurunan mencolok fibrosis pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.
Penelitian lebih lanjut akan dilaksanakan guna meneliti keefektifan susunan tersebut pada hewan dan manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar