Ahli gizi, Maryam Moradov menambahkan, kacang adas juga kaya dengan asid folik. Sekalipun asid folik sensitif dengan panas, namun terkait kacang adas yang telah dimasak masih ditemukan kadar zat ini.
Selain itu, kacang adas juga kaya akan vitamin B6, asid folik dan zat besi yang bermanfaat bagi penderita kurang darah. Sementara kandungan mangan dan Zn kacang adas bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak," tambahnya. Ahli gizi Maryam Moradov juga menyebut kacang adas memiliki zat anti oksidan bernama Selenium yang mampu menangkal radikal bebas yang membahayakan badan. Kekuarangan Selenium dapat melemahkan kekebalan tubuh.
Spesifikasi
Kata ‘adas (عَدَس) merupakan kata benda. Bentuk satuannya adalah ‘adasah (عَدَسَة). ‘Adas (عَدَس) adalah nama tumbuh-tumbuhan sejenis kapas, ditanam dari bijinya yang dapat juga dimakan. Di dalam istilah Indonesia disebut juga ‘kacang adas’. Kacang adas berasal dari Asia, sekarang sudah dapat tumbuh di berbagai wilayah di dunia. Muhammad Farid Wajdi di dalam Dâ’irah Al-Ma‘ârif Al-Qarn Al-‘Isyrîn menyebutkan bahwa ‘adas (kacang adas) itu tergolong sayur-mayur yang banyak tumbuh di tanah Arab (Timur Tengah).
Para petani menganggap ‘adas sebagai salah satu menu makanan mereka yang utama. Kacang adas banyak ditanam di daerah pedalaman yang banyak air dan sedikit sekali ditanam di daerah pantai. Penyiraman tanaman ini dilakukan dengan sistem irigasi. Biasanya, kacang adas ditanam bersamaan waktunya dengan gandum.
Di dalam Al-Qur’an, kata ‘adas (عَدَس) hanya disebut satu kali, yakni di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 61, di dalam bentuk kata benda tunggal. Disebutnya kata ‘adas berkaitan dengan kerewelan umat Nabi Musa (Bani Israil). Mereka mengadakan eksodus besar-besaran menyeberangi Laut Merah.
Di dalam perjalanan menuju Tanah Harapan, tanah Kan‘an (Palestina), di dalam kondisi sulit di tengah gurun itulah mereka meminta hal-hal yang sulit didapat atau dipenuhi. Mereka menginginkan hal-hal, makanan, dan kebutuhan sehari-hari seperti yang telah mereka dapatkan di tanah Mesir dahulu.
Di dalam surat tersebut digambarkan mereka tidak tahan lagi bersama Nabi Musa karena hanya dengan satu macam makanan saja. Oleh karena itu, mereka mendesak Nabi Musa agar memohon kepada Tuhan supaya mereka memperoleh apa-apa yang tumbuh di bumi, yakni sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.
Secara kontekstual, Ayat 61 QS. Al-Baqarah [2] itu berbicara mengenai peringatan terhadap orang Yahudi di Madinah atas nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada nenek moyang mereka, Bani Israil, terutama pengikut Nabi Musa, dan mengingatkan kembali akan watak buruk mereka agar jangan ditiru atau diulang lagi. (Ahmad Asymuni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar